LAPORAN PRAKTIKUM ILMU KEBUMIAN
“OBSERVASI
MONUMEN BATU GAMPING EOSIN”
A. JUDUL
Observasi Monumen Batu Gamping Eosin
B. B. TUJUAN
1. Mengetahui Sejarah Monumen Batuan Gamping Eosin
2. Mengetahui batuan-batuan yang ada pada Monumen Batu Gamping Eosin
3. Mengidentifikasi ciri-ciri beberapa batuan yang terdapat pada Monumen Batu Gamping Eosin
C.
C. DASAR TEORI
Sejarah
Monumen Batuan Gamping Eosin
Sebagai rekam jejak sejarah kebumian pada masa awal terbentuknya
oulau jawa tersimpan digunung gamping,dalam bentuk singkapan batuan.Gunung
gamping pada awal terbentuknya berada dilaut dangkal pada 200 LS atau berjarak
kurang kebih 1400 km selatan Yogyakarta (Setara dengan Benua Australia saat
ini).Pembentukannya diselatan jawa menunjukkan bahwa daerah ini mengalami
pergerakan ke utara dengan kecepatan 4-6 cm/tahun.Gunung gamping terbentuk
dalam ekosistem terumbu dari foraminifera besar,bersama ganggang,coral dan
moluska.Berbagai fosil dan fauna ini dapat dilihat langsung tanpa mikroskop ditubuh
gunung gamping(Untung,2017:5)
Menurut (Junghuhn,1845:76) Proses terbentuknya batuan gamping yang
diamati:
1.
42,5-16 juta
tahun lalu Kala Eosen-Miosen
Lingkungan gamping purba adalah ekosistem terumbu yang terbentuk
dilaut dangkal,dengan ragam biota foraminifera,ganging,aneka koral dan moluska
2.
1,8 juta tahun
lalu-1755 Kala Pilosen-Pendudukan Sultan HB I
Gunung gamping terangkat menjadi daratan,setelah terlipat karena proses tektonik.Dikaki perbukitan inilah,Sultan HB I mesanggrah sementara membangun Kraton Yogyakarta.
Gambar 2:Gunung Gamping 1,8 juta tahun lalu-1755
Sumber:
(Untung,2017:5)
3.
1836
Kesinggahan Junghuhn
Gunung Gamping menjulang hanya beberapa ratus langkah dari
sungai,rupa bentuknya mengingatkan kita pada dramatisnya perubahan alam
Gambar 3:Gunung Gamping 1836
Sumber:
(Untung,2017:5)
4.
1855-1950
Eksloitasi Besar
Lokasi yang aksesibel singkapan kapur yang tebal,dan kualitas kapur
yang baik adalah sejumlah factor dibalik massifnya penambangan gamping untuk
kebutuhan bangunan dan industry gula pasir
Gambar 4:Gunung Gamping 1855-1950
Sumber:
(Untung,2017:5)
5.
1956-Sekarang
Kawasan di lindungi
33 tahun setelah diusulkan menjadi kawsan suaka alam,tahun 1989
akhirnya monolit Gunung Gamping ditetapkan sebagai cagar alam.
Gambar 5:Gunung Gamping
1956-sekarang
Sumber:
(Untung,2017:5)
Gambar
6:Gunung Gamping 1956-sekarang
Sumber:
(Untung,2017:3)
Kraton
Sementara
Di kaki perbukitan,Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku buwana I) bermukim selama (9 oktober 1755-6 November 1755 M).Sebagai ahli dalam berperang,sultan muda ini agaknya mendirikan kraton sementara dilokasi yang strategis.Gunung Gamoing menyerupai benteng yang melindungi posisinya secara alamiah.Tetapi disamping itu Mangkubumi tetap menitahkan punggawanya untuk membuat kraton pesanggrahan yang seperti “ioji bentunya,parit disisi air,bentengnya sangan luas (Untung,2017:11).
Gambar 7 : Ilustrasi kraton ambar ketawang 1755 M
Sumber: (Untung,2017:11).
Gambar 8:Sisa-sisa kraton ambar ketawang
Sumber:Dokumen pribadi
Batu
Gamping
Batu
Gamping adalah batuan sedimen yang mengandung lebih dari 50% mineral karbonat
(CaCo3) pada batuan kalsit.Batu ini terbentuk dari batuan sedimen
organic yang merupakan kumpulan sisa cangkang,karang,dan alga diwilayah
perairan dangkal dan bersuhu hangat-wilayah dan suhu ini memungkinkan organisme
membentuk cangkang dan skeleton yang tersusun dari kalsium karbonat.Cangkang
cangkang tersebut akan terakumulasi dalam jumlah besar dan membentuk
sedimen.Masyarakat lebih mengenal batuan ini dengan batuan kapur atau
limestone(Faisol,2017:38)
Pemanfaatannya
batu gamping di Indonesia digunakan sebagai bahan baku semen,cat
tembok,separator logam mulia,ekstraksi pada peleburan besi,penyamakan
kulit,pemutih kertas,pengkristal tepung,industry farmasi,industry gelas dan
lain lain.Adapun persebaran endapan batu gamping hamper merata diseluruh
Indonesia,namun endapan terbesar berada
di Sumatera Barat (Faisol,2017:39)
DAFTAR PUSTAKA
Faisol Mukarrom.2017.Ekonomi
Mineral Indonesia.Yogyakarta:ANDI.
Franz Wihelm Junghuhn.1845.Topographische
and Naturwissenschaftliche Reisen Durch java.Magdeburg:Baensch.
Untung Suripto.2017.Monolit
Yogyakarta.Yogyakarta:Balai KSDA Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar