Selasa, 16 Maret 2021

Laporan Observasi Monumen Batu Gamping Eosin

   LAPORAN PRAKTIKUM ILMU KEBUMIAN

“OBSERVASI MONUMEN BATU GAMPING EOSIN”


        A.  JUDUL

      Observasi Monumen Batu Gamping Eosin


B.   B.  TUJUAN

            1. Mengetahui Sejarah Monumen Batuan Gamping Eosin

            2. Mengetahui batuan-batuan yang ada pada Monumen Batu Gamping Eosin

            3. Mengidentifikasi ciri-ciri beberapa batuan yang terdapat pada Monumen Batu Gamping Eosin

C.     

        C. DASAR TEORI

Sejarah Monumen Batuan Gamping Eosin

Sebagai rekam jejak sejarah kebumian pada masa awal terbentuknya oulau jawa tersimpan digunung gamping,dalam bentuk singkapan batuan.Gunung gamping pada awal terbentuknya berada dilaut dangkal pada 200 LS atau berjarak kurang kebih 1400 km selatan Yogyakarta (Setara dengan Benua Australia saat ini).Pembentukannya diselatan jawa menunjukkan bahwa daerah ini mengalami pergerakan ke utara dengan kecepatan 4-6 cm/tahun.Gunung gamping terbentuk dalam ekosistem terumbu dari foraminifera besar,bersama ganggang,coral dan moluska.Berbagai fosil dan fauna ini dapat dilihat langsung tanpa mikroskop ditubuh gunung gamping(Untung,2017:5)

 

Menurut (Junghuhn,1845:76) Proses terbentuknya batuan gamping yang diamati:

1.      42,5-16 juta tahun lalu Kala Eosen-Miosen

Lingkungan gamping purba adalah ekosistem terumbu yang terbentuk dilaut dangkal,dengan ragam biota foraminifera,ganging,aneka koral dan moluska

Gambar 1:Gunung Gamping 42,5 - 16 juta tahun
Sumber: (Untung,2017:5)

 

2.      1,8 juta tahun lalu-1755 Kala Pilosen-Pendudukan Sultan HB I

Gunung gamping terangkat menjadi daratan,setelah terlipat karena proses tektonik.Dikaki perbukitan inilah,Sultan HB I mesanggrah sementara membangun Kraton Yogyakarta.



Gambar 2:Gunung Gamping 1,8 juta tahun lalu-1755

Sumber: (Untung,2017:5)

 

3.      1836 Kesinggahan Junghuhn

Gunung Gamping menjulang hanya beberapa ratus langkah dari sungai,rupa bentuknya mengingatkan kita pada dramatisnya perubahan alam


Gambar 3:Gunung Gamping 1836

Sumber: (Untung,2017:5)

4.      1855-1950 Eksloitasi Besar

Lokasi yang aksesibel singkapan kapur yang tebal,dan kualitas kapur yang baik adalah sejumlah factor dibalik massifnya penambangan gamping untuk kebutuhan bangunan dan industry gula pasir



Gambar 4:Gunung Gamping 1855-1950

Sumber: (Untung,2017:5)

 

5.      1956-Sekarang Kawasan di lindungi

33 tahun setelah diusulkan menjadi kawsan suaka alam,tahun 1989 akhirnya monolit Gunung Gamping ditetapkan sebagai cagar alam.

                                Gambar 5:Gunung Gamping 1956-sekarang

                                                Sumber: (Untung,2017:5)

 

                        

                                                                Gambar 6:Gunung Gamping 1956-sekarang

                                Sumber: (Untung,2017:3)


Kraton Sementara

Di kaki perbukitan,Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku buwana I) bermukim selama (9 oktober 1755-6 November 1755 M).Sebagai ahli dalam berperang,sultan muda ini agaknya mendirikan kraton sementara dilokasi yang strategis.Gunung Gamoing menyerupai benteng yang melindungi posisinya secara alamiah.Tetapi disamping itu Mangkubumi tetap menitahkan punggawanya untuk membuat kraton pesanggrahan yang seperti “ioji bentunya,parit disisi air,bentengnya sangan luas (Untung,2017:11).

Gambar 7 : Ilustrasi kraton ambar ketawang 1755 M

Sumber: (Untung,2017:11).


  

Gambar 8:Sisa-sisa kraton ambar ketawang

Sumber:Dokumen pribadi

 

Batu Gamping

Batu Gamping adalah batuan sedimen yang mengandung lebih dari 50% mineral karbonat (CaCo3) pada batuan kalsit.Batu ini terbentuk dari batuan sedimen organic yang merupakan kumpulan sisa cangkang,karang,dan alga diwilayah perairan dangkal dan bersuhu hangat-wilayah dan suhu ini memungkinkan organisme membentuk cangkang dan skeleton yang tersusun dari kalsium karbonat.Cangkang cangkang tersebut akan terakumulasi dalam jumlah besar dan membentuk sedimen.Masyarakat lebih mengenal batuan ini dengan batuan kapur atau limestone(Faisol,2017:38)

Pemanfaatannya batu gamping di Indonesia digunakan sebagai bahan baku semen,cat tembok,separator logam mulia,ekstraksi pada peleburan besi,penyamakan kulit,pemutih kertas,pengkristal tepung,industry farmasi,industry gelas dan lain lain.Adapun persebaran endapan batu gamping hamper merata diseluruh Indonesia,namun  endapan terbesar berada di Sumatera Barat (Faisol,2017:39)


 

DAFTAR PUSTAKA

Faisol Mukarrom.2017.Ekonomi Mineral Indonesia.Yogyakarta:ANDI.

Franz Wihelm Junghuhn.1845.Topographische and Naturwissenschaftliche Reisen Durch java.Magdeburg:Baensch.

Untung Suripto.2017.Monolit Yogyakarta.Yogyakarta:Balai KSDA Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar